Ku tergantung diantara dua ujung.
Direlung hati yang sungguh murung.
Ujung satu bermandikan kelabu.
Ujung dua, merana lara.
Ku berada diantara detik dan detak.
Detik yang haus kemenangan.
Dan detak yg angkuh dg angan-angan.
Ku tak bias lari ke sana kemari

Tidak ada komentar:
Posting Komentar